Model hijabers

Inilah aku yang tak pernah mendengar omongan orang lain (dalam hal yang negatif). “ngapain sih foto-foto?? Dibayar ngga, cape iya”. Itulah kata kata yang pernah terluncur dari perkataan -seseorang. Bagi saya foto-foto adalah hobi saya mau dianggap so narshees atau ke-PD an terserah orang mau bilang apa . toh sekarang saya mempunyai banyak kenalan temen-temen fotografer dan model yang bertalental. Minder??? Iya sihhh tapi kalau dipikiran kita sering muncul kata minder kapan mau beraninya. Hanya bermodalkan gaya berhijab, mimik muka, pakaian dan mempunyai percaya diri yang tinggi J
awal pertama saya menjadi model hijab itu ketika ada teman saya yang harus memenuhi tugasnya dengan mengumpulkan fortopolio foto-foto berhijab. Tempatnya di Asia Africa nama fotografernya ka fey. Saya kenal dia di facebook :D HEHEHEHEH .........
pertama sih deg-deg gan ga karuan harus gaya kaya gimana tapi untungnya ka fey bisa ngarahin saya walau waktu itu saya masih kaku dalam bergaya pose pose yang ditujukan sama ka fey, kelemahan saya hanyalah di tinggi badan saya,seorang model itu harus mempunyai tinggi badan yang proposional kan ? nah sebenarnya sih kata temen temen udah cukup sih tinggi saya tapi kalau udah ngeliat model-model yang tinggi-tinggi tuh berasa boncel padahal mah ngga. Dan saat itu saya mensiasatinya dengan menggunakan wedges yang super tinggi. 25 menit okelah kaki masih diajak kompromi udah lewat 1 jam lebih pegelnya minta ampun................
hampir 2 jam saya difoto sama ka fey. Seneng ??? iyaaaa bangetttt . capek ?? iyaaaa tapi ada kepuasan tersendiri meskipun cape juga J
V nya ??? hmmmmmm... cukup dengan terimakasih aja sudah cukup dan saya juga belum merasa menjadi model yang terkenal ko, dan mau say thankyou juga buat ka fey yang udah mau motoin sherly juga  J dan ka fey juga menjadi batu loncatan sherly untuk menjadi model hijabers. Ini foto pertama saya



Ketagihann ??? banget banget banget.... nah dimulai dari sini saya langsung gencar mencari teman yang berprofesi sebagai fotografer dan masuk ke dalam sebuah komunitas-komunitas fotografer yang ada di bandung. Ngga lama dari situ eh ada yang ngajakin hunting namanya ka adi.mmmmm kenalnya di facebook juga HEHEHEHEH J
awalnya sih ka adi itu orangnya jutek banget, bangetlah pokonya eh tapi kalau udah kenal dia orangnya baik banget awalnya sih dia nanyain saya kuliah dimana dan ujung-ujungnya ngajakin hunting, huntingnya tuh di monju (monumen perjuangan) kalau ngga tau monju itu berada di gasibu bandung tau kan ?? J
disana saya mulai mengonsep mau pake hijab model apa trus temanya apa, kata ka adi bebas aja temanya oke deh langsung deh prepare baju kemudian nyari nyari pose pose hijab di bang google hehehhe  dan ga kalah ketinggalan juga ngedownload tutorial hijabnya juga
oke dan akhirnya saya sama ka adi pun ketemu tapi sayang di monjunya lagi ada acara tapi kata ka adi masuk aja gpp hmmmm berasa kaya artis aja dandan beda dari yang lain mereka dandanannya pada sporty lah aku girly banget untung Cuma lewat doang  tapi ka adi juga ga sendiri datengnya ada ka ece (cewe imut ) hehheheheh.. berapa kalai jepret lalu bingung mau gaya apalagi dan ka adi bisa ngarahin pose yang bagus tapi posenya sensual beudd (ulalaaaaa) hahhaha ga deh Cuma disuruh gaya jutek aja sih.. ini foto ke dua saya



 


                                                                                                                                   
lau sama ka fey cukup sampe di asia afrika aja  kalau sama ka adi berlanjut dengan hunting part berikutnya. Ternyata ka adi orangnya humble banget dan baik banget dehh waktu itu dia ngajakin saya di acara komunitas fotografer yang ada di graha karang setra. Modelnya pada cantik cantik fotografernya subhanllah banyak bangetlah gaya motoin modelnya juga ada yang sampe tengkurep, terlentang, jongkok, duduk pokonya aneh aneh deh cara ngambilnya. Dalam hati sih berharap “kapan difotoin sama fotogragfer sebanyak itu” (berharap banget). Lama lama diem disana jadi ngiri ah yaudah deh akhirnya saya minta pulang aja. Berpa minggu kemudian ka adi ngajakin hunting lagi YES YES YESS. Huntingnya di daerah maribaya sebenarnya bukan saya sih mode utamanya ka adi kan ada kerjaan buat motoin penyanyi gitu tapi kata ka adi “ade nanti udah motoin agnesa nanti giliran ade ya “ kata ka adi kaya gitu oke deh aku ikutin J.  Suasananya keren bangetlah ada watterfall gitu alam nya ngena banget pokonya langsung aja deh saya tunjukin foto yang di maribaya

 
                                                                                                                                              


Masih banyak foto foto hasil karya ka adi dan masih banyak lagi cerita saya tentang hobi saya ini masih ada hunting di palaguna,baksil,isola UPI, dan taman lansia. Nanti saya posting lagi deh pengalaman saya . disini saya hanya berbagi pengalaman tidah ada unsur kesombongan menampilkan foto foto dan untuk kakak kakak fotografer yang seneng sama foto foto sherly add aja
FB : Sherly prilideniya (message )
Twitter : prilidenia (DM)
Makasih 

pendidikan Islam ME


Bab I
Pendahuluan
Pendidikan islam merupakan pengembangan pikiran, penataan perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya. Seluruh ide tersebut telah tergambar secara intergratif (utuh) dalam sebuah konsep dasar yang kokoh. Islam pun telah menawarkan konsep akidah yang wajib diimani agar dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorongnya pada perilaku normatif yang mengacu pada syariat islam. Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan manusia berdasarkan pemahaman atas tujuan penciptaan manusia itu sendiri, baik dilakukan secara individual maupun kolektif.
Aspek keimanan dan keyakinan menjadi landasan akidah yang mengakar dan integral, serta menjadi motivator yang menggugah manusia untuk berpandangan ke depan, optimistis, sungguh –sungguh, dan kesadaran. Aspek syariat telah menyumbangkan berbagai kaidah dan norma yang dapat mengatur perilaku dan hubungan manusia. Aspek penghambaan merupakan perilaku seseorang manusia yang berupaya mewujudkan seluruh gambaran, sasaran, norma, dan perintah syariat tersebut. Pendidikan merupakan sarana pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek di atas menjelma dalam sebuah harmoni dan saling menyempurnakan. Lewat penjelmaan itu, seluruh potensi manusia dipadukan dan dicurahkan demi mencapai suatu tujuan. Segala upaya, perilaku, dan getar perasaan, senantiasa bertitik tolak dari tujuan tersebut.
A.   Garis Besar Isi Buku
Judul buku yang di dapat adalah “Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat”. Isi yang terdapat dalam buku tersebut adalah lebih menonjolkan tentang perkembangan psikologis anak yang “tersisih”. Bagaimana caranya agar seorang anak tidak terlena dengan kemanjaannya yang telah diberikan oleh orang tuanya, dalam buku ini menjelaskan bahwa fenomena pendidikan seperti itu dapat dikaitkan dengan akibat-akibat yang dihasilkan oleh kejahatan modern, seperti penggunaan obat-obat terlarang dan minuman keras, serta munculnya berbagai kejahatan dan penyimpangan seksual, seperti yang kerap terjadi di beberapa negara Eropa dan sejumlah negara bagian Amerika. Jika kenyataanya demikian, adakah penyia-nyiaan yang lebih tragis daripada melahirkan anak-anak yang tidak jelas asal-usulnya dan memiliki kepribadian menyimpang? Kondisi seperti itu merupakan bencana zaman sekarang. Sistem pendidikan modern sangat berpengaruh pada sistem pendidikan di Indonesia, dahulu sistem pendidikan di Indonesia lebih memegang sistem pendidikan Islam namun karena adanya transformasi kurikulum akhirnya sekolah-sekolah memilih untuk memakai sistem pendidikan modern. Karena budaya kita berbeda dengan budaya barat maka dari itu dijelaskan adanya manfaat, dampak dan solusi sistem pendidikan modern. Tidak hanya itu saja, Masalah-masalah pendidikan sempat meruncing dalam kehidupan kita akan tetapi dalam buku ini lebih merinci tentang masalah-masalah pendidikan.

B.   Permasalahan Inti
Masalah yang terdapat di dalam Bab I adalah pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan dimana pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul memiliki tujuan, sasaran, dan target. Pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah SWT. Dialah pencipta fitrah, pemberi bakat, pembuat berbagai sunnah perkembangan, peningkatan, dan interaksi fitrah sebagaimana Dia pun mensyariatkan aturan guna mewujudkan kesempurnaan, kemaslahatan, dan kebahagiaan fitrah tersebut.
Pendidik menuntut terwujudnya program berjenjang melalui peningkatan kegiatan pendidikan dan pengajaran selaras dengan urutan sistematika menanjak yang membawa anak dari suatu Perkembangan ke perkembangan lainnya. Peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah SWT menciptakannya. Artinya, pendidik harus mampu mengikuti syariat agama Allah.
Jadi akar pendidik kita Artinya, seluruh tabiat manusia harus menunjukan tabiat beragama. Kemudian adanya hubungan antara Islam dan pendidikan. Sebelum kita mengenal tentang pendidikan, kita wajib mengikuti arahan untuk mengerti dahulu apa itu arti Islam dalam Ilmu Kependidikan. Islam merupakan sistem Ilahi dan dengan sistem itulah Allah menentukan berbagai syariat. Allah menjadikan Islam sebagai sistem yang sempurna dan mencakup seluruh sistem kehidupan. Hanya Islamlah yang mendapat keridhaan Allah dalam hubungan manusia dengan Penciptanya, dengan semesta, makhluk-makhlul lain, dunia-akhirat, masyarakat, istri, suami, dan lain-lain sehingga seluruh ikatan yang dibutuhkan akan teratur . Islam merupakan sistem yang didasarkan atas ketundukan dan penghambaan kepada Allah serta memegang teguh segala hal yang datang dari Rasullulah saw. Ternyata Islam telah memberi metode pendidikan yang sempurna kepada umat manusia. Mulai dari sumber, landasan, metode, sarana, sejarah hingga berbagai persoalan yang kerap melanda umat manusia. Tentu saja kita sandarkan pada konsepsi yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an.
Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa penganutnya pada pemelukan dan pengaplikasian Islam secara komprehensif. Agar penganutnya mampu memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan Islam harus kita maknai secara rinci. Karena itu, keberadaan referensi atau sumber pendidkan Islam harus merupakan sumber utama Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah, maka dari itu pembahasan yang ke dua dalam buku ini menjelaskan tentang sumber-sumber pendidikan Islam. Al-Qur’an dan Pendidikan ada hubungannya bahwa Al-Qur’an mengawali konsep pendidikannya dari hal yang sifatnya konkret, seperti hujan, angin, tumbuh-tumbuhan, guntur, atau kilat menuju hal yang abstrak, seperti keberadaan, kebesaran, kekuasaan dan berbagai sifat kesempurnaan Allah. Lewat metode Qur’ani, ketika kita berulang-ulang memberikan suatu materi, kita akan merasakan bahwa metode tersebut berhasil mempengaruhi emosi yang dilengkapi pengalaman perilaku sehingga dalam diri seseorang tumbuhlah kesiapan emosi yang jika sewaktu-waktu materi yang bersangkutan disentuh, emosi tersebut akan kembali muncul. Tidak hanya Al-Qur’an yang ditonjolkan dalam pembahasan ini As-sunnah juga menjadi tolak ukur dalam dunia pendidikan, As-sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-Sunnah mampu mejelaskan konsep dan kesempatan pendidikan Islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an serta lebih merinci penjelasan Al-Qur’an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.
Pendidikan tidak akan berjalan jika tidak manusia, oleh sebab itu dalam pembahasan berikutnya lebih menekankan tentang manusia, semesta, dan kehidupan. Islam memiliki objek keyakinan yang jelas karena disajikan secara memuaskan lewat Al-Qur’an yang dengannya, manusia akan menyaksikan realitas sebagai bahan perenungan serta mengantarkan manusia pada pengetahuan tentang kekuasaan dan keesaan Allah sesuai dengan tabiat psikologis dan fitrah keagamaan manusia. Mengingat begitu pentingnya kedudukan pendidikan dalam hidup manusia, hendaknya pembahasan masalah tersebut menjadi salah satu seruan yang dapat meninggalkan dampak praktis bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan sehingga dalam melakukan kegiatannya, mereka memegang teguh manhaj pendidikan islam. Islam menampilkan manusia dengan hakikatnya, menjelaskan asal-usulnya, keistimewaannya, tugasnya, hubungannya dengan alam semesta, atau kesiapannya untuk menerima kebaikan dan keburukan.
Karena terdorong oleh kerakusan naluriah, sebagian orang melakukan sesuatu tanpa mengenal atau memahami sasaran yang dituju oleh perilakunya. Artinya, orang tersebut menjadikan dorongan naluriah sebagai landasan perbuatannya. Maka dari itu setelah menjelaskan tentang manusia menyambung pada sasaran dan tujuan pendidikan Islam. Sasaran itu sendiri adalah tujuan yang digambarkan oleh manusia dan diletakan di depannya sehingga dia mengatur segala perilakunya untuk mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu juga dalam pembahasan ini materinya lebih condong dalam menjelaskan perbedaan pendidikan Barat dan pendidikan Islam.
Setiap program besar tentu memiliki berbagai sarana yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan program tersebut. Pembangunan gedung misalnya. Dalam pembangunan itu tentu kita memiliki mesin-mesin besar, tenaga arsitek, material dasar, dan para pekerja. Demikian pula dengan program pendidikan yang ditujukan untuk menjadikan umat islam sebagai umat terbaik. Pendidikan Islam pun memiliki berbagai sarana material yang diwujudkan dalam bentuk media pendidikan, misalnya masjid, sekolah, perlengkapan belajar mengajar, dan guru-guru yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Selain itu, pendidikan Islam pun memiliki sarana penunjang yang lebih berhubungan dengan metode-metode yang bersifat psikologis seperti pelajaran lewat cerita. Pembahasan yang terakhir mengenai masalah dalam metode pendidikan Islam, mendidik itu tidak hanya mengajar dengan sistem pendidikan biasa namun dalam pembahasan kali ini lebih mengedepankan metode pendidikan Islam.
























Bab II
Intisari Buku

I
KONSEPSI ISLAM TENTANG PENDIDIKAN
A.    Pendidikan Islam Merupakan Solusi
Kata pembuka dia atas telah mengatakan bahwa akibat sikap serba boleh dan pemanjaan dari orang tua, banyak anak di bawah usia baligh terjerumus pada pergaulan yang mengabaikan pengendalian syahwat dan naluri. Pemberi andil yang cukup banyak dalam kesia-siaan tersebut adalah metode pendidikan Barat yang tampaknya telah menjadi kiblat pendidikan kita. Karena itu, tidak ada jalan lain kecuali mecari pengganti metode sesat tersebut.
1.      Pengertian Tarbiah
Jika kita merujuk kamus bahasa Arab, kita akan menemukan tiga akar kata untuk istilah tarbiah. Pertama, raba-yarbu yang artinya “bertambah dan berkembang”, kedua rabiya-yarba adalah :tumbuh dan berkembang”, ketiga rabba-yarubbu adalah memperbaiki.
Tarbiyah yang makna lengkapnya adalah menumbuhkan perilaku demi perilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan.
Kita dapat menyimpulkan bahwa
Pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul memiliki tujuan, sasaran, dan target.
Pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah SWT. Dialah pencipta fitrah, pemberi bakat, pembuat berbagai sunnah perkembangan, peningkatan, dan interkadi fitrah sebagaimana Dia pun mensyariatkan aturan guna mewujudkan kesempurnaan, kemaslahatan, dan kebahagiaan fitrah tersebut.
Pendidik menuntut terwujudnya program berjenjang melalui penigkatan kegiatan pendidikan dan pengajaran selaras dengan urutan sistematika menanjak yang membawa anak dari suatu perkembangan ke perkembangan lainnya.
Peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah SWT menciptakannya. Artinya, pendidik harus mampu mengikuti syariat agama Allah.
Jadi akar pendidik kita Artinya, seluruh tabiat manusia harus menunjukan tabiat beragama.
2.      Pengertian Islam
Menurut pemakaian bahasa, Islam berarti berserah diri kepada Allah. Hal itu dipertegas oleh firman Allah berikut ini :
3:83

“Maka, apakah mereka mencari agama yang lain dan agama Allah, padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang din langit dan di bumi, baik dengn suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (Ali Imran: 83)
Islam merupakan sistem Illahi dan dengan sistem itulah Allah menentukan berbagai syariat. Allah menjadikan Islam sebagai sistem yang sempurna dan mencakup seluruh sistem kehidupan. Hanya Islamlah yang mendapat keridhaan Allah dalam hubungan manusia dengan Penciptanya, dengan semesta, makhluk-makhluk lain, dunia-akhirat, masyarakat, istri, suami, dan lain-lain sehingga seluruh ikatan yang dibutuhkan akan teratur . Islam merupakan sistem yang didasarkan atas ketundukan dan penghambaan kepada Allah serta memegang teguh segala hal yang datang dari Rasullulah saw.
B.      Hubungan antara Islam dan Pendidikan
1.      Pendidikan Islam: Kewajiban Umat Islam
Pendidikan Islam merupakan amanat yang harus dikenalkan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya, terutama dari orang tua atau pendidik kepada anak-anak dan murid-muridnya. Dan kecelakaanlah yang akan menimpa orang yang mengkhianati amanat itu.
Pendidikan Islam mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah.
2.      Pendidikan Islam : Tuntutan Duniawi dan Ukhrawi
Islam adalah manhaj Rabbani yang sempurna, tidak membunuh fitrah manusia, dan diturunkan untuk membentuk pribadi yang sempurna dalam diri manusia. Artinya, pendidikan Islam dapat membentuk pribadi yang mampu mewujudkan keadilan illahi dalam komunitas manusia serta mampu mendaya-gunakan potensi alam dengan pemakaian yang adil. Jika kita membandingkan dua karakter pendidikan tersebut, ternyata pendidikan Islamlah yang dewasa ini sangat dibutuhkan umat manusia. Melalui pendidikan Islam, dalam diri kita akan tertanam pemuliaan dan penghargaan terhadap manusia walaupun banyak tantangan yang harus dihadapai sebagaimana dijelaskan oleh Allah dan firman-Nya ini :
63:8

Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (al-Munafiqun: 8)


II
SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM

A.    Al-Qur’an: Sumber Pendidikan Islam dan Sahabat
Kehidupan Rasullulah, baik dalam kondisi damai maupun perang, ketika dirumah maupun di luar rumah, atau berada di tengah kaumnya dibuktikan oleh perkataan Aisyah bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an telah memberikan pengaruh dan kesan yang mendalam hingga kaum muslimin lupa pada puisi. Padahal sebelumnya mereka adalah kelompok masyarakat yang paling menyukai puisi, perdukunan, dongeng-dongeng Persia dan Arab sehingga melupakan ilmu hikmah.

B.     Al-Qur’an Sumber yang Edukatif
Kelebihan Al-Qur’an, diantaranya, terletak pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, Al-Qu’ran mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa mengesakan Allah, serta mengimani hari akhir. Penurunan Al-Qur’an yang dimulai dengan aya-ayat yang mengandung konsep pendidikan dapat menunjukan bahwa tujuan Al-Qur’an yang terpenting adalah mendidik manusia melalui metode yang bernalar serta sarat dengan kegiatan meneliti, membaca, mempelajari dan observasi ilmiah terhadap manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal darah dalam rahim ibu sebagaimana firman Allah :
96:296:1
96:3,96:4,96:5 




“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-Al’aq: 1-5)

C.    As-Sunnah: Teladan Pendidikan Islam
Setelah Al-Quran, Pendidikan Islam menjadikan As-Sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulumnya. Secara harfiah, sunnah berarti ‘jalan, metode, dan program’. Dalam dunia pendidikan, As-Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikann Islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan. Misalnya, kita dapat menjadikan kehidupan Rasullulah saw. Dengan para sahabat atau pun anak-anak sebagai sarana penanaman keimanan.
III
DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM
A.    Manusia Menurut Pandangan Islam
Menurut pandangan ilmu psikologi, pandangan manusia terhadap dirinya sangat mempengaruhi pendidikannya. Lantas, bagaimana pandanga Islam tentang manusia ?
Kesalah pahaman tentang manusia senangtiasa melingkupi manusia sejak manusia menempati bumi ini. Bisa jadi, kesalahpahaman itu cenderung pada hal–hal yang berlebihan, msalnya manusia menganggap dirinya sebagai wujud terhebat dan terbesar di alam semesta ini. Di satu sisi manusia menyerukan pandangan seperti itu, di sisi lain manusia memperbudakan dirinya dengan egoisme, kecongkakan, dan ketakaburan sebagaimana seruan kaum “Aad ini : “......Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami...” (Fushsilat : 15) serta seruan Fir’aun kepada kaumnya ini : “......Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan  bagimu selain aku.....” (al – Qashas : 38).
Sikap berlebihan lainnya adalah kecenderungan manusia pada penempatan diri pada kehinaan dan kerendahan. Lalu manusia menundukan kepala di depan setiap pohon, batu, sungai, gunung, atau binatang. Mereka tidak melihat adanya keselamatan kecuali dengan bersujud kepada matahari, bulan, bintang, api, atau benda lain yang dianggap mengandung kekuatan atau kemampuan untuk memberikan manfaat kepada mereka.
Islam menampilkan manusia sesuai dengan hakikatnya, menjelaskan asal-usulnya, keistimewaannya, tugasnya, hubungannya dengan alam semesta, atau kesiapannya untuk menerima kebaikan dan keburukan.
1.      Hakikat Manusia dan Asal-usul pencipataanya
Hakikat manusia bersumber pada dua asal. Pertama ashal al ba’id (asal yang jauh), yaitu penciptaan pertama dari tanah yang kemudian Allah menyempurnakannya dan meniupkan kepadanya sebagian ruh-Nya. Kedua, ashal al-qarib (asal yang dekat) yaitu penciptaan manusia dan nutfah. Untuk menjelaskan kedua asal tersebut, Allah SWT berfirman:







32:7


32:8



32:9
 









“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik – baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (as-Sajdah: 7-9).

2.      ManusiaMakhluk yang Dimuliakan
Islam tidak memposisikan manusia dalam kehinaan, kerendahan, atau tidak berharga seperti binatang, benda mati, atau makhluk lainnya. Untuk itu, Allah SWT berfirman:


17:70
 





“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (al-Isra: 70)



22:65
 







“Apakah kamu tiada melihat bahwasannya Allah menundukan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya....” (al-Hajj: 65)
Allah telah menganugerahi manusia dengan kemampuan yang dengannya manusia dapat menguasai semesta yang telah dipertunjukan Allah bagi manusia. Artinya, Allah melarang manusia menghinakan diri kepada semesta ini.
3.         Manusia: Makhluk Istemewa dan Terpilih
Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada manusia adalah menjadikan manusia mampu membedakan kebaikan dari kejahatan atau kedurhakaan dari ketakwaan. Ke dalam naluri manusia, Allah menanamkan kesiapan dan kehendak untuk melakukan kebaikan atau keburukan sehingga manusia mampu memilih jalan yang mengantarkannya pada kebaikan dan kebahagiaan atau jalan yang menjerumuskannya pada kebinasaan. Dengan jelas Allah menyebutkan bahwa dalam hidupnya, manusia harus berupaya menyucikan, mengembangkan, dan meninggikan diri agar manusia terangkat dalam keutamaan. Allah SWT berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا.  فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا .  قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا .  وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

“Dan jiwa serta penyempurnaannnya (ciptaannya), maka Allah meilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya, beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (asy-Syams: 7-10)
Untuk orang-orang yang memilih jalan kedurhakaan, Allah meratakan mereka sekaligus kotanya dengan tanah.
4.      Manusia : Makhluk yang Dapat Dididik
Allah telah membekali manusia dengan kemampuan untuk belajar mengetahui sebagaimana firman-Nya ini :
96:596:3           



“Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al’alaq: 3 dan 5)
Sarana pendidikan lain yang dimiliki manusia adalah bahasa, kemampuan untuk mengeluarkan gagasan, dan kemampuan untuk menulis. Keberadaan sarana pendidikan tersebut ditegaskan dalam firman Allah berikut:





55:1,55:2,55:3



55:3
 





            “(Tuhan) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (ar-Rahman: 1-4)

Melalui berpikir dan belajar, diharapkan, manusia mampu mempelajari dan memahami syariat-syariat Allah. Lebih jelasnya lagi, Allah SWT berfirman:

2:129 




            “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka aya-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya, Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (al-Baqarah: 129).

     Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Allah telah menciptakan pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai sarana untuk merenung, tafakur, berpikir jernih, serta meneliti alam semesta ini. Kemudian dengan akal dan hatinya, manusia mengolah alam ini untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Kita dididik secara ilmiah melalui berpikir, observasi, diskusi, hingga penyimpulan sampai akhirnya kita dapat meraih ilmu pengetahuan dan menghasilkan sesuatu. Jika demikian, sangatlah terasa penyia-nyiaan kita terhadap fungsi pendengaran, penglihatan, dan hati sehingga yang asalnya umat Islam menjadi pemimpin atau umat lainnya, kini kita harus menyaksikan kemajuan orang lain.

5.         Tanggung Jawab Manusia
     Islam bukan hanya memuliakan, mengunggulkan, dan mengistimewakan manusia atas makhluk lainnya. Sejalan dengan itu, Islampun memberikan tanggung jawab yang disertai balasan sepadan. Islam membebani manusia dengan tanggung jawab penerapan syariat Allah dan perwujudan penghambaan kepada-Nya. Padahal, makhluk makhluk lain tidak bersedia memikul tanggung jawab tersebut Allah SWT berfirman :


33:72
 






“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh sehingga Allah mengazab orang-orang munafik lak-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan permpuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Ahzab: 72-73)

6.         Ibadah kepada Allah: Tugas Tertinggi Manusia
     Seluruh tugas manusia dalam hidup ini, berakumulasi pada tanggung jawabnya untuk beribadah dan mengesakan Allah sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya ini:

51:56 



“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (adz-dzariyat: 56)

72:18 




“Dan sesungguhnya, masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun didalamnya, di samping (menyembah) Allah.” (al-Jinn: 18)

B. Masalah-masalah Pendidikan

1.      Pemeliharaan Agama
     Allah SWT memuliakan Islam, karenanya Dia tidak rela jika umat lain menindas kehidupan seorang muslin. Dia pun tidak menghendaki Negara Islam hanya namanya saja tanpa berupaya menerapkan syariat Islam atau memberikan perlindungan kepada paham ateis, kemurtadan, kekafiran. Jika negara yang seperti itu menanamkan dirinya sebagai negara Islam, itu merupakan kebohongan belaka dan dusta besar sebab perlindungan atau toleransi terhadap paham-paham non-Islam merupakan pemerkosaan terhadap kehormatan agama Islam serta mempermainkan keyakinan manusia.
     Sehubungan dengan konsep-konsep tersebut, di bawah ini terdapat beberapa firman Allah:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ
كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang yang musyrik tidak menyukai.” (at-Taubah: 33)


http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s009/a012.png
 



“....Maka perangailah pemimpin-pemimpin orang –orang kafir itu


karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.” (at-Taubah: 12)
           
     Pemahaman terhadap masalah-masalah di atas dapat melahirkan generasi yang siap memerangi musuh-musuh Allah dalam rangka mempertahankan agama, akidah, kebanggaan terhadap syariat, ketinggian panji islam, keistimewaan umat Islam, dan persaudaraan jihad di jalan Allah. Dengan begitu, tidak akan pernah lahir generasi yang menganggap sepele masalah-masalah fiqih Islam ketika menyusun program atau kurikulum pengajaran. Selain itu, bagi mereka pun, jihad merupakan titik puncak keislaman dan tidak akan pernah terbesit niat untuk berdamai dengan agresor.

2.         Pemeliharaan Diri


17:33
 








“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zhalim, maka seseungguhnya Kami telah memberi kekuasaan terhadap ahli warisnya, tetapi jangalah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang mendapat pertolongan.” (al-Isra: 33)

Kasus pembunuhan pertama digambarkan Allah lewat kisah anak Adam yang membunuh saudaranya yang kemudian dengan firman-Nya ini :



5:32 






“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya....” (al-Maidah: 32)
Sehubungan dengan pembunuhan, Allah mengharamkan bunuh diri seperti yang tercantum dalam firman-Nya ini :



4:29
 





“....Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah  Maha penyayang kepadamu.” (an-Nisa: 29)
     Melalui kajian fiqih Islam, terutama tentang hudud yang terkait dengan masalah hukum pembunuhan, diyat, dan qishas. Pemahaman atau masalah tersebut akan menanamkan rasa hormat terhadap nyawa dan diri, serta menjauhkan pikiran kita dari kebencian, kejahatan, dan lain-lan. Lewat ini pun akan tertanam keadilan dan sikap kensekuensi terhadap segala yang dia kerjakan.
3.         Pemeliharaan Materi
Harta adalah titipan Allah. Penitipan tersebut memiliki maksud yang jelas, yaitu agar dari harta tersebut dikeluarkan zakat sesuai batasannya. Selain itu, seluruh harta harus dikembangkan melauli yang ma;ruf atau sesuai syariat, tidak digukanan secara berlebihan, tidak dibelanjakan untuk hal-hal yang dapat merusak akhlak, atau menyia-nyiakan dengan memberikan harta tersbut kepada orang-orang bodoh yang tidak memahami nilai dan cara penggunannya. Untuk itu, Allah SWT berfirman:


4:5
 





“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan....” (an-Nisa: 5)
     Dari ayat tersebut kita menemukan bahwa Allah memandang harta anak yatim yang belum sempurna akalnya sebagi milik umat. Melalui harta tersebut, berbagai urusan umat dan kehidupan perekonomiannya akan terlancarkan. Dengan demikian, anak yatim yang akalnya belum sempurna tidak diperbolehkan mengatur dan menjalankan kekayaan. Dari gambaran tersebut dapat kita simpulkan bhawa Islam sangat berhati-hati dalam urusan harta titipan Allah ini. Untuk anak yatim pun demikian hati-hati, apalagi jika harta itu diberikan kepada orang-orang yang memerangi Allah, Rasul-Nya, dan umat Islam.
     Melalui fiqih, Islam sangat respek mengatur harta kekayaan yang berkaitan dengan jual-beli, sewa-menyewa, dan berbagai bentuk mu’amalah lainnya. Misalnya, dengan rinci, Islam menjelaskan tentang hukum riba, mulai dari jenis hingga hal-hal yang mirip dengan riba. Dengan begitu, syariat akan membiaskan berbagai manfaat pendidikan sehingga terciptalah pelajar yang bersikap ekonomis atau takut kepada Allah dalam hal yang berhubungan dengan harta. Harta, tidak memubazirkan harta, serta menghormati harta yang Allah titipkan kepada orang lain. Syariat Islam pun telah mendidik manusia untuk menghormati pekerjaan, usaha yang halal, dan mensyariatkan pewarisan kepada anak, baik kecil maupun besar, baik kecil maupun besar.
4.      Pemeliharaan Akal
     Allah sangat memuji-hamba-Nya yang berakal dan menggunakan akalnya untuk berpiki sebagaimana firman-Nya in :



20:128 

    


“....Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal..” (Taha: 128)

5.      Pemeliharaan Kehormatan, Keturunan, dan Nasab 
     Islam sangat memelihara hubungan perkawinan dari pengkhianatan atau penghinaan apa pun yang bersumber dari istri maupun suami. Islam menjadikan hukuman mati melalui rajam bagi pihak yang nyata-nyata terbukti berdasarkan emapat orang saksi telah berkhianat.

C. Peranan Akidah Islam dalam Pendidikan Awal
     Akidah adalah konsep-konsep yang diimani manusia sehingga seluruh perbuatan dan perilakunya bersumber pada konsepsi tersebut Akidah Islam dijabarkan melalui rukun-rukun iman dan berbagai cabangnya seperti tauhid uluhiyah atau penjauhan diri dari perbuatan syirik. Akidah Islam pun diakaitkan pada keimanan atas yang gaib, rasul, kitab-kitab, malaikat, dan hari akhir. Dengan demikian, keimanan merupakan landasan akidah, bahkan dihajaikan sebagai sosok guru utama untuk bangunan pendidikan Islam. Untuk memahami itu semua, kita mesti memamhami hakikat keimanan tersebut beserta urgensi yang dikandungnya.
1.      Keimanan: Salah Satu Landasan Pendidikan
     Keimanan yang benar meruapakan landasan yang kokoh bagi  konsep pendidikan yang mantap dan hasilnya berkualitas tinggi. Sistem pendidikan yang berpijak pada dasar-dasar keimanan akan mendatangkan hasil yang lebih berkualitas, lahir maupun batin, jika dibandingkan dengan sistem pendidikan yang hanya mementingkan segi lahiria, tanpa landasan keimanan. Karena sistem pendidikan yang tidak berlandaskan pada keimanan tidak memeliki alur dan tujuan yang jelas. Artinya, pendidikan tersebut dapat tampil bersama-sama stan atau, lain waktu, tampil bersama-sama penguasa.
IV
SASARAN DAN TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
A.    Islam dan tujuan Pendidikan Barat
Pendidikan Islam adalah satu-satunya konsep pendidikan yang menjadikan makna dan tujuan pendidikan lebih tinggi sehingga mampu mengarahkan manusia pada visi ideal dan menjauhkan manusia dari ketergelinciran serta penyimpangan. Artinya, Islam akan akan berhasil mewujudkan tujuan pendidikan yang selama ini menjadi obsesi tokoh pendidikan Barat.

B.     Keutamaan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam tampil melalui tujuan yang sarat dengan konsepsi ketuhanan. Suatu konsep yang berhubungan dengan ketuhanan memiliki berbagai keutamaan, yaitu :
Bersumber pada kesempurnaan Ilahi sehingga sifat pendidikannya pun sempurna. Kesempurnaan itu meliputi seluruh aspek kehidupan. Dengan demikian, pendidikan Islam mampu menjauhkan manusia dari kekurangan dan mengarahkan mereka pada berbagai keutamaan dan kebaikan, baik manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

C.    Pengetahuan Agama: Bekal Mewujudkan Pendidikan Islam
Pengetahuan agama dapat diperoleh dari pendidikan agama yang diadakan di sekolah-sekolah melalui pelajaran Al-Qur’an, tauhid, hadits, fiqih, tafsir, kebudayaan Islam, dan lain-lain.



V
MEDIA PENDIDIKAN ISLAM
A.    Masjid dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan
1.      Fungsi Edukatif Masjid
Pada awal penyebaran Islam, masjid memiliki fungsi mulia yang bisa jadi sekarang ini mulai terlupakan. Pada zaman itu, masjid digunakan sebagai markas besar tentara dan pusat gerakan pembebasan umat dari penghambaan kepada manusia, berhala atau taghut. Masjid pun digunakan sebagai pusat pendidikan yang mengajak manusia pada keutamaan, kecintaan pada pengetahuan, kesadaran sosial, serta pengetahuan mengenai hak dan kewajiban mereka terhadap negara Islam yang pada dasarnya didirikan untuk mewujudkan ketaatan kepada syariat, keadilan, dan rahmat Allah.

2.      Dampak Edukatif dan Sosial Masjid
Pemanfaatan masjid yang seperti itu akan mendidik manusia untuk mengaitkan segala persoalan hidup pada ikata karena Allah dan bersumber pada pendidikan Islam yang Universal, yaitu pengahambaan diri pada kepada Allah. Sebelum sekolah sekolah bermetode modern tersebar seperti sekarang, anak-anak memperlajarai Al-Qur’an melalui pengenalan kalimat

B.     Rumah dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan
“Menikahlah, berketurunanlah, niscaya kamu menjadi banyak. Karena aku akan merasa bangga olehmu di hadapan umat lain padas hari kiamat.”
Hadist diatas mengisyaratkatn kewajiban rumah tangga muslim dalam mendidik putra-putrinya melalui pendidik yang dapat mewujudkan tujuan Islam dan itu terpatri dalam jiwa mereka. Kebanggaan akan umat ini hanya terletak dari lahirnya keturunan yang saleh. Tanggung jawab itu di atas pundak para orang tua sehingga anak-anak terhindar dari kerugian, keburukan, dan api nereka yang senantiasa menantikan manusia-manusia yang jauh dari Allah. Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu melalui firman-Nya ini :


66:6
 





“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....” (at-Tahrim: 6)
Pada zaman sekarang ini, tanggung jawab tersebut menjadi semakin penting mengingat banyaknya sendiri kehidupan sosial yang melenceng dar tujuan pendidikan, khsusunya tujuan pendidikan Islam, baik itu berupa pengaruh dari media masa, tayangan radio dan televisi, atau tempat-tempat yang dilegalisasi untuk pelecehan seksual. Jika para orang tua tidak siaga dan waspada, berarti mereka telah menyerahkan putra-putrinya pada genggaman setan dan pengikutnya.
C.    Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan
1.      Pentingnya Sebuah Sekolah
     Dalam perkembangannya, sekolah-sekolah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampaui periode yang cukup panjang. Pengetahuan awal seseorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat yang secara tidak langsung memberi berbagai pengetahuan dasar, walaupun tidak sistematis. Pengetahuan ini diperoleh anak melalui berbagai cara, diantaranya melalui peniruan, pengulangan, atau pembiasaaan. Namun, peran agama tetap utama dan istimewa karena bagaimana pun segala penyerapan pengetahuan pada diri anak harus tetap berpedoman pada konsep pendidikan yang bertujuan menghambakan diri kepada Allah dan memiliki materi atau perilaku yang membawa manusia pada penyerahan diri terhadap syariat Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya seerta dipelihara dan diamalkan oleh generasi sesudahnya.
2.      Sekolah Zaman Modern 
a.      Sejarah Sekolah Modern
Terselenggaranya sekolah-sekolah modern, seperti yang kita lihat dewasa ini, lebih disebabkan oleh adanya perubahan sistem kehidupan politik. Artinya, negara merasa perlu mengurus rakyat dan memandang dirinya bertanggung jawab terhadap seluruh masalah pangan, sumber rezeki, kekayaan, kecenderungan politik, dan organisasi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keamanan, kestabilan, perwujudan kemerdekaan, kemuliaan para pejabat negara, serta kehormatan negara itu sendiri di mata negara lain. Seluruh persoalan tersebut ditumpukan pada pendidikan dan pengajaran sehingga mereka mendefinisikan bahwa pendidikan dapat mengembangkan dan menambah harta.
b.      Manfaat Sekolah Modern
     Dalam konsepsi Islam, fungsi utama sekolah adalah sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, akidah, dan syariat demi terwujudnya penghambaaan diri kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga manusia terhindar dari berbagai penyimpangan.  
Dalam hal ini, tugas lembaga pendidikan adalah menyaring buku-buku yang akan dijadikan referensi oleh anak didiknya. Lembaga harus berpegang teguh pada niat untuk membersihkan dan menyucikan akidah anak-nak dari berbagai kotoran. Dengan demikian memperkarya pengalaman siswa dengan ajaran dan akidah tauhid merupakan fungsi utama suatu lembaga pendidikan. Dan tradisi dan ilmu lainnya, harus menjadikan tradisi Ilahi ini sebagai acuan dan kalau pun kita mengambilnya, kita harus menjadikan ilmu tersebut sebagai pengokoh keberadaan Islam di muka bumi. Berdasarkan kepentingan itulah maka kita memperluas pengalaman ilmiah siswa dalam bidang fisika, kimia, astronomi, meteorologi, geografi, matematika dan lain-lain.

D.   Pendidikan yang Islami
1.      Tugas Seorang Pendidik


2:129 




“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dann Al-Hikmah (A-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksan.” (al-Baqarah: 129)
Keutamaan profesi guru sangatlah besar sehingga Allah menjadikannya sebagai tugas yang diemban Rasulullah saw, sebagaimana diisyaratkan lewat firman-Nya ini:


3:164 



“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran: 164)
Dari gambaran ayat-ayat di atas, guru memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
Fungsi penyucian : artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih diri, pemeliharaan diri, pengembang, serta pemeliharaan fitrah manusia.
Fungsi pengajaran : artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Sifat dan Syarat Seorang Pendidik
     Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar. Dengan begitu, ketika kita harus memberikan latihan yang berulang-ulang kepada anak didiknya, dia melakukannya dengan kesadaran bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Dengan begitu, dia tergesa-gesa dan memaksakan keinginannya kepada siswa serta ingin segera melihat hasil karyanya berupa siswa yang pintar dan siap pakai tanpa memperhatikan kedalaman ajaran serta pengaruhnya dalam diri siswa. Bisa saja, akibat ketergesaan itu, siswa belum merasa puas atau pengetahuan yang dia peroleh belum berpengaruh dalam pengendalian emosinya sehingga ketika dia terjun ke masyarakat, mereka belum mampu mempraktikan ilmunya.
E.    Tanggung Jawab Masyarakat dalam Pendidikan
     Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat yang utama. Cara yang terpenting adalah Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang kemunkaran sebagaimana diisyaratkan Allah. Dampak pendidikan dari masyarakat muslim terhadap individu-individu yang tidak menaati perintah Islam sehingga mereka merasakan dunia ini menjadi sempit. Tetapi, bagaimanapun, pemboikotan atau pengisolasian masyarakat itu harus bertujuan mewujudkan masyarakat yang berupaya meraih keridhaan Allah.
 
F.     Karaterisrik Kurikulum Pendidikan Islam
1.      Karakteristik Kurikulum Islam
      Pada dasarnya, pendidikan Islam menuntut hadirnya kurikulum yang dibangun di atas landasan konsep Islam tentang alam semesta kehidupan, dan manusia. Kurikulum Islami harus memilliki sistem pengajaran dan materi selaras dengan fitrah manusia serta bertujuan untuk menyucikan manusia, memeliharanya dari penyimpangan, dan menjaga keselamtan fitrah manusia sebagaimana diisyaratkan hadits qudsi berikut ini :

            “Hamba-hambaku dicipatkan dengan kecenderungan (pada kebenaran). Lalu setan menyesatkan mereka.”
Sistem kurikulum Islami harus terbebas dari kontradiksi, mengacu ada kesatuan Islam dan selaras dengan integritas psikologis yang telah Allah ciptakan untuk  manusia serta selaras dengan kesatuan pengalaman yang hendak diberikan kepada anak didik, baik yang berhubungan dengan sunnah, kaidah, sistem, maupun realitas alam semesta. Yang penting , realitas atau keadaan tersebut tidak menyajikan argumentasi yang mempertentangkan materi pelajaran yang satu dengan yang lain. Sehingga, antara ilmu yang satu dengan yang lainnya terdapat kaitan dan keharmonisan yang mencakup bebrapa topik bagi setiap materi pelajaran untuk sepanjang tahun ajaran sehingga kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan berlandaskan atau berkaitan dengan kurikulum sebelumnya.
VI
METODE PENDIDIKAN ISLAM
                        Pada dasarnya, metode pendidikan islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk Ilahi dan konsep-konsep peradaban Islam. Selain metode pendidikan Islam akan mampu menempatkan manusia di atas luasnya permukaan bumi dan dalam lamanya masa yang tidak diberikan kepada penghuni bumi lainnya.
     Metode yang dianggap yang paling penting dan paling menonjol adalah
A.    Mendidik Melalaui Dialog Qur’an dan Nabawi
     Bentuk dialog yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah sangat variatif. Namun, bentuk yang paling penting adalah dialog khitbah (seruan Allah) dan ta’abbudi (penghambaan terhadap Allah), dialog deskripsi, dialog naratif, dilaog argumentatif, serta dialog nabawiah.Kejelasan tentang aspek-aspek dialog ditunjukan agar setiap pendidikan dapat memetik manfaat dari setiap bentuk dialog tersebut dan dapat mengembangkan afeksi, penalaran, dan perilaku ketuhanan
B.     Mendidik Melalui Kisah Qur’ani dan Nabawi
     Dalam pendidikan Islami, dampak edukatif kisah sulit digantikan oleh bentuk –bentuk bahasa lainnya. Pada dasarnya, kisah-kisah Al-Qur’an dan Nabawi membiaskan dampak psikologi dan edukatif yang baik, konstan, dan cenderung mendalam sampai kapan pun. Pendidikan melalui kisah-kisah tersebut dapat menggiring anak didik pada kehangatan perasaan, kehidupan, dan kedinamisan jiwa yang mendorong manusia untuk mengubah perilaku dan memperbaharui tekadnya selaras dengan tuntutan, pengarahan, penyimpulan, dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah tersebut.
C.    Mendidik Melalui Keteladanan
1.      Pentingnya Sebuah Figur Teladan
      Kurikulum pendidikan yang sempurna telah dibuat dengan rancangan yang jelas perkembangan manusia melalui sistematisasi bakat, psikologi, emosi, mental, dan potensi manusia. Namun, tidak dapat dipungkiri jika timbul masalah bahwa kurikulum seperti iu masih tetap memerlukan pola pendidikan realistis yang dicontohkan oleh seorang pendidik melalui perilaku dan metode pendidikan yang dia perlihatkan kepada anak didiknya sambil tetap berpegang pada landasan, metode, dan tujuan kurikulum pendidikan.










BAB III
Penutup

A.    Analisis dan Komentar (Kelebihan dan Kekurangan)
     Buku Pendidikan Islam di rumah sekolah dan masyarakat adalah buku yang memberikan nuansa baru pada sistem pendidikan, baik itu dalam masalah kurikulum, metode pendidikan, dan cara mendidik yang baik. Di samping itu ada yang membuat rancu dalam pembuatan buku ini, yaitu tentang alam semesta menurut pandangan islam, kehidupan menurut pandangan islam, dasar-dasar peribadahan dan landasan syariat.
Karena buku ini lebih menekankan tentang pendidikan jadi seharusnya pembahasan tersebut lebih baik ditiadakan dalam buku ini, banyak sekali pembahasan yang menyebrang dalam pembahasan salah satunya, alam semesta menurut pandangan Islam “ Peredaran matahari dan bulan pada garis edarnya tidak akan menyimpang dan tidak akan berbeda musimnya. Masing-masing berjalan menurut sunnah kauniyah yang tela diciptakan Allah dan selaras dengan ketetapan Allah. Demikian pula dengan gerak kehidupan di bumin, Allah telah memberi penghidupan yang sesuai dengan kadar dan ketentuan. Dia tidak menurunkan sesuatu, hujan misalnya, iheal dan bulan-bulan komariah.”. Dan juga terdapat masalahh bunuh diri yang benar-benar tidak ada kaitanyya dengan pendidikan. “Melalui kajian fiqih Islam, terutama tentang hudud yang terkait dengan masalah hukum pembunuhan, diyat, dan qishas. Pemahaman atau masalah tersebut akan menanamkan rasa hormat terhadap nyawa dan diri, serta menjauhkan pikiran kita dari kebencian, kejahatan, dan lain-lan. Lewat ini pun akan tertanam keadilan dan sikap kensekuensi terhadap segala yang dia kerjakan”. Kelebihan yang terdapat dalam buku ini adalah menambah wawasan yang sangat luas karena buku ini tidak hanya untuk pendidik saja tapi untuk peserta didik juga buku ini wajib dibaca. Untuk keseluruhan buku ini cukup bagus dalam hal penyampaian Pendidikan dalam Islam.








Daftar Pustaka



Abdurahman, an nahlawi. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. Penerbit: gema insani press.1995