Pengawasan Pendidikan


Kepengawasan merupakan kegiatan atau tindakan pengawasan dari seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang melakukan pembinaan dan penilaian terhadap orang dan atau lembaga yang dibinanya. Seseorang yang diberi tugas tersebut disebut pengawas atau supervisor. Dalam bidang kependidikan dinamakan pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan. Pengawasan perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkesinambungan pada sekolah yang diawasinya. Oleh karena itu mudah dipahami bahwa pengawasan pendidikan adalah fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan, seperti halnya fungsi manajemen lainnya (Mantja 2001). Berdasarkan konsep tersebut, maka proses perencanaan yang mendahului kegiatan pengawasan harus dikerjakan terlebih dahulu. Perencanaan yang dimaksudkan mencakup perencanaan: pengorganisasian, wadah, struktur, fungsi dan mekanisme, sehingga perencanaan dan pengawasan memiliki standard dan tujuan yang jelas. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.
***
Model Pengawasan Pendidikan
*     Pengawasan melekat
*     Pengawasan fungsional
*     Pengawasan Internal
*     Pengawasan eksternal

Tanggapan Materi

Pengawasan Pendidikan merupakan upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.
Diharapkan sekolah dan guru menjadi peran utama dalam pengawasan pendidikan tersebut Dan juga pengawasan yang dimaksud menunjuk kepada guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Dengan menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas sekolah dapat dilakukan melalui pengawasan. Atas dasar itu maka kegiatan pengawasan harus difokuskan pada perilaku dan perkembangan siswa sebagai bagian penting dari: kurikulum/mata pelajaran, organisasi sekolah, kualitas belajar mengajar, penilaian/evaluasi, manajemen, bimbingan dan konseling, peran dan tanggung jawab orang tua dan masyarakat
 

1  Uraian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengelolaan pendidikan yang diampu oleh Dr. Nur Aedi, M.Pd
2  Penulis adalah mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 NIM 1000953

OBSERVASI SMP PASUNDAN BANDUNG

BAB I

Sekolah yang penulis kunjungi adalah SMP PASUNDAN 2 BANDUNG, sekolah yang dijuluki Wawasan Wiyata Mandala yaitu sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya namun mencegah sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak sadar dapat menimbulkan pertentangan antara sesama kita karena perbedaan suku, asal usul keturunan, dan tingkat sosial ekonomi serta faham politik. Kedisiplinan yang dijunjung tinggi di sekolah tersebut terbukti ketika memasuki kawasan sekolah disana terpangpang “setelah memasuki kawasan sekolah jaket harap dilepas dan rapihkan baju yang dikenakan” salah satu cerminan sekolah yang baik, penulis adalah alumni di sekolah tersebut niat yang diharapkan pada penulis adalah ingin menghilangkan pandangan negatif pada sekolah swasta khususnya PASUNDAN, perbedaan yang terlihat sangat jelas ketika ruangan  kelas mulai bertambah, banyak tumbuhan hijau yang mengelilingi lingkungan sekolah menambah suasana yang asri sangat memberikan sentuhan yang indah kemudian kantin yang sangat memadai 80% berbeda dengan dahulu. Ada kata-kata yang membuat penasaran penulis yaitu “Manuk hiber ku jangjangna jalma hirup ku akalna” yang artinya gunakan selalu akal sehat dalam melangkah kehidupan.
Kata-kata ini terpangpang di depan sekolah bahwa PASUNDAN itu mempunyai jati diri yang bagus terbukti dengan kata-kata yang ada. Dengan adanya observasi di sekolah swasta penulis telah membuktikan bahwa hal negatif yang diberikan pada sekolah swasta itu tidak semuanya benar.


BAB II

Sebelum melakukan observasi disana ada tiga pilihan SD, SMP/MTS, SMA/MA. Setelah melihat pilihan tersebut akhirnya memilih pada tingkat SMP karena mungkin sebelumnya pernah melakukan observasi pada tingkat menengah ke atas dan sekarang ingin mencoba pada tingkat menengah pertama. Sekolah yang dikunjungi adalah SMP PASUNDAN 2 BANDUNG merupakan observasi yang telah dilakukan, alasan memilih sekolah tersebut yaitu pertama ingin mencoba mengobservasi SMP swasta khususnya pasundan yang sangat ditekankan disini adalah nama dari pasundan itu sendiri. Setelah melihat sejarah SMP PASUNDAN 2 BANDUNG ada kutipan sejarah tentang awal mulanya PASUNDAN berdiri “perjuangan yang dilakukan Paguyuban Pasundan pada masa-masa kelahirannya, telah mengangkat masyarakat Sunda yaitu bergerak di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Perjuangan tersebut guna meningkatkan kecerdasan dan keterampilan serta memperhalus budi pekerti orang-orang Sunda.”
Alasan yang kedua penulis tertatik dengan sekolah yang dipandang oleh sebelah mata, banyak orang yang mengatakan bahwa sekolah swasta itu dinilai jelek oleh kebanyakan orang namun setelah penulis melihat sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut sangatlah berbeda dengan apa yang dikatakan banyak orang. Murid-muridnya pun patuh dengan peraturan terlihat dari cara pakaian yang mereka kenakan dengan banyak memenangkan perlombaan. Dan dari pihak sekolah pun berperan penting dalam pembelajaran yang ada.


BAB III
HASIL OBSERVASI

Dan setelah memilih SMP yang telah ditentukan, salah satu usaha untuk mengetahui kinerja sekolah dalam proses pemelajaran akhirnya mewawancara Guru Bahasa Indonesia yang bernama Risman Mulyadi, S.Pd. kemudian pembagian angket kepada siswa XI-H kemudian terkhir mewawancara pihak kurikulum yang bernama Tuti Suryati, S.Pd.
Pertanyaan yang diberikan kepada Guru Bahasa Indonesia dan kurikulum sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara siswa belajar di sekolah itu ?
2.      Adakah siswa yang tidak mau belajar dan apa penyebabnya?
3.      Bagaimana usaha sekolah untuk membantu siswa yang tidak mau belajar?
4.      Bagaimana usaha sekolah di dalam melayani siswa yang memiliki kemauan lebih di dalam belajar ?
5.      Hambatan apa yang dihadapi sekolah di dalam mengoptimalkan pengembangan kompetensi para siswanya ?
Jawaban dari Guru Bahasa Indonesia
1.      Cara siswa belajar yang ampuh yaitu siswa harus belajar dengan kreatif mungkin, guru tidak berperan penuh dalam proses pembelajaran namun siswa pun ikut berperan penting
2.      Ada, inti dari persoalan ini adalah keberminatan dan ketidakberminatan siswa dalam memilih pelajaran yang diberikan. Selain dari itu faktor keluarga juga berperan penting dalam memberikan semangat belajar terhadap anaknya, salah satunya ada orang tua siswa yang acuh tak acuh pada anaknya sehingga tidak terkontrol oleh guru yang ada di sekolah
3.      Secara langsung tidak ada. Namun disini juga ada pihak-pihak yang menanggulanginya seperti Guru BP yang masalahnya seperti tidak masuk berapa minggu, tidak ada kabar atau jika masalah yang sangat fatal akan dihadapkan langsung pada kepala sekolah.
4.      Diikutsertakan dalam berbagai lomba-lomba yang ada. Juara yang baru-baru ini di dapat yaitu
ü  juara favorit Paskibra
ü  Semi final kaulinan sunda
ü  Juara 1 Silat tingkat sekolah
5.      Hambatan yang pertama adalah fasilitas. Mengapa ? karena hambatan pertama itu fasilitas kita lihat lagi dari masalah keuangan, minimnya bantuan pemerintah terhadap sekolah yang ada.

Jawaban dari pihak Kurikulum
1.      Pada umumya sama saja namun kita lihat lagi kebelakang “latar belakang” latar belakang siswa yang daftar ke sini yang pertama itu NEM, tidak usah diperbincangkan lagi bahwa swasta itu NEM nya menengah kebawah jadi kadang anak itu harus menyesuaikan ketika mereka belajar.
2.      Ada. Penyebabnya lagi-lagi pelajaran yang mereka tidak sukai contohnya pelajaran matematika dan Bahasa inggris. Jadi ketika siswa menghadapi pelajaran yang mereka tidak sukai kadang-kadang mereka tidak masuk sekolah atau tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan.
3.      Usaha sekolah yaitu dengan adanya wali kelas, Guru BP itu bisa membantu siswa yang tidak mau belajar tetapi kadang ada orang tua siswa tidak hadir ketika pihak sekolah meminta untuk datang ke sekolah padahal jika orang tua sering menanyakan perkembangan anaknya yang ada di sekolah, jadi pihak sekolah lebih memberikan perhatian lebih pada anak yang memang kurang dalam pelajaran tertentu
4.      Salah satunya kita ikut sertakan dalam perlombaan-perlombaan memang sekolah kami tidak juara dalam bidang akademis kami lebih tertarik pada bidang ekstrakulikuler kemudian kesenian sunda.
5.      Hambatan yang pertama yaitu lingkungan, mengapa disebut lingkungan? karena sekolah ini terdapat pada pusat kota contohnya saja ketika tujuan awal anak itu akan pergi sekolah namun mereka malah pergi main dibanding sekolah.
Setelah mewawancara salah satu guru dan juga pihak kurikulum dipilihlah siswa kelas XI-H dengan caraa penyebaran angket disebarkan dengan pertanyaan sebagai berikut :

Nama               :
Kelas               :
Sekolah                        :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !
1.      Bagaimana kalian belajar di sekolah ?
2.      Pernahkah kalian tidak mau belajar dan apa penyebabnya ?
3.      Menurut kalian bagaimana usaha sekolah untuk membantu kalian yang tidak mau belajar ?
4.      Menurut kalian bagaimana usaha sekolah di dalam melayani siswa-siswanya yang memiliki kemauan lebih di dalam belajar ?
5.      Menurut kalian hambatan apa yang dihadapi sekolah di dalam mengoptimalkan pengembangan kompetensi para siswanya ?
Pertanyaan ini mungkin sulit untuk dimengerti bagi murid menengah pertama namun ada yang menjawab dengan pertanyaan yang disampaikan namun ada juga yang jawabannya tidak sejalan dengan pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan yang pertama hampir semua murid menjawab dengan tepat tetapi yang membuat saya ingin terus menelitinya ketika beranjak pada pertanyaan ke dua hampir 15% murid menjawab dengan keadaan yang ada di dalam sekolah itu ada yang menjawab
ü  tidak nyaman ketika pembelajaran berlangsung karena banyak sampah
ü  gurunya killer
ü  gerah dan panas
ü  ada masalah di rumah
ü  gurunya yang aku ngga suka karena ngeselin
ü  pernah, karena ada masalah dengan teman sebangku
itu mungkin bukti nyata tentang apa yang mereka rasakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemudian pertanyaan yang terakhir tentang hambatan yang dihadapi di sekolah dari seluruh siswa yang menjawab memang jawaban dari pihak sekolah pun tidak jauh beda salah satunya masalah biaya dan fasilitas yang kurang memadai. Dari seluruh pertanyaan yang dijawab oleh murid XI-H cukup membantu dalam menyelesaikan observasi di tingkat menengah pertama.
*        Data-data penunjang ketika observasi berlangsung
Mewawancarai Risman Mulyadi S.Pd.
BAB IV
Kesimpulan
Setelah adanya penelitian observasi ke sekolah-sekolah ternyata semua sekolah itu
Ada kekurangan dan ada kelebihan tersendiri baik itu dalam sarana dan prasarana fasilitas umum maupun financial. Masalah keuangan memang sensitif jika diperbincangkan namun kenyataanya dalam masalah pendidikan faktor ekonomi dan faktor keluarga yang dibutuhkan dalam perkembangan anak dalam mengenyam pendidikan. Kemudian hal yang menentukan yaitu lokasi sekolah berada. Menurut pertanyaan yang diberikan bahwa hal ini yang harus diperhatikan karena sekolah ini terdapat di pusat kota jadi seolah-olah ketika niat awal murid ingin belajar tetapi akhirnya bermain dengan teman-temannya hal ini pun sering terjadi. Jawaban dari murid dan juga dari pihak sekolah cukup memberikan alasan yang jelas ketika penyebaran angket terhadap murid XI-H dan juga wawancara dari pihak sekolah.


Saran

Dengan mengetahui hambatan yang ada di dalam sekolah tersebut contohnya seperti lokasi sekolah yang menjadi hambatan kemudian masalah biaya, dan  orang tua murid yang kurang peduli dengan perkembangan anaknya. Pihak sekolah harus mau atau tidak mau mengadakan pertemuan anatara orang tua siswa atau wali kelas yang terjun langsung dalam masalah orang tua murid yang kurang peduli dengan perkembangan anaknya. Masalah biaya itu kembali lagi pada pihak sekolah bagaimana caranya siswa yang tidak mampu dalam hal ekonomi dapat dibantu oleh pihak sekolah dan terakhir masalah lokasi sekolah memang cukup sulit karena penempatan sekolah tersebut di pusat kota orang tua dapat memberikan nasihat pada anaknya untuk pergi belajar dengan sungguh-sungguh karena jika anak dibiarkan begitu saja akan menjadi kebiasaan dalam melakukan hal tersebut.